Selasa, 16 Desember 2008 | 21:04 WIB
YOGYAKARTA, SELASA - Taman Pintar Yogyakarta, wahana edukasi-kreasi berkonsep sains dan teknologi, merupakan prakarsa dan pemikiran yang cerdas untuk memajukan pendidikan.
Hal itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam grand opening Taman Pintar, Selasa (16/12). Kegiatan ini sekaligus membuka area gedung kotak dan gedung memorabilia di taman pendidikan tersebut.
Menurut Presiden, jangan sampai gagap teknologi terjadi. Oleh karenanya, ia mengajak pemimpin daerah/kota untuk melihat konsep Taman Pintar dan menerapkannya di daerah masing-masing.
"Anak-anak berada dalam masa untuk mudah mendapatkan pembentukan nilai, watak, dan perilaku. Anak-anak mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Persoalannya adalah, bagaimana mewujudkan wahana, metodologi pendidikan untuk mencapai sasaran itu," katanya.
"Di Taman Pintar, metodologi itu sudah ketemu. Kalau generasi muda tidak pandai, tidak mampu mengikuti, menyesuaikan, dan mendayagunakan iptek yang makin canggih, bisa jadi bangsa ini akan mengalami guncangan budaya, gagap teknologi," ujar Presiden.
Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto mengatakan, Taman Pintar mengadopsi ajaran Ki Hajar Dewantara yakni niteni, nirokke, nambahi (memahami, menirukan, dan menambah). Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono mengatakan, ketika Taman Pintar mengedepankan filosofi Ki Hajar Dewantara itu, anak-anak akan terangsang keingintahuannya. "Anak menjadi inspiratif dan inovatif dalam bidang iptek dan sains," kata Sultan.
Grand opening Taman Pintar dihadiri perwakilan dari mantan-mantan presiden, yakni Guruh Soekarnoputra (putra Soekarno), Ibu Soehardjo (kerabat dari keluarga almarhum Soeharto), Watik Pratikno (kerabat dari keluarga BJ Habibie), Yenny Wahid (puteri Gus Dur), dan Puan Maharani (puteri Megawati Soekarnoputri).
Sebelum grand opening, Taman Pintar yang dibangun sejak 2003 ini, sudah dua kali soft opening. Yang pertama 20 Mei 2006 dengan membuka area pendidikan anak usia dini (PAUD) dan playground. Yang kedua, pada 9 Juni 2007 dengan membuka gedung oval.
Gedung kotak berisi zona pengolahan minyak bumi dan zona jembatan sains (memaparkan peraga kimia, bilogi, matematika, dan fisika). Selain itu zona Indonesiaku (diisi antara lain gamelan dan replika Candi Borobudur), zona teknologi modern, serta zona teknologi canggih. Gedung Memorabilia memaparkan pengetahuan sejarah kesultanan, kepresidenan, dan tokoh pendidikan. Di sini bisa melihat tentang pemimpin bangsa, misalnya para mantan presiden.(Lukas Adi Prasetya)
http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/16/21044836/taman.pintar.yogyakarta.pemikiran.cerdas.memajukan.pendidikan.
"Di Taman Pintar, metodologi itu sudah ketemu. Kalau generasi muda tidak pandai, tidak mampu mengikuti, menyesuaikan, dan mendayagunakan iptek yang makin canggih, bisa jadi bangsa ini akan mengalami guncangan budaya, gagap teknologi," ujar Presiden.
Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto mengatakan, Taman Pintar mengadopsi ajaran Ki Hajar Dewantara yakni niteni, nirokke, nambahi (memahami, menirukan, dan menambah). Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono mengatakan, ketika Taman Pintar mengedepankan filosofi Ki Hajar Dewantara itu, anak-anak akan terangsang keingintahuannya. "Anak menjadi inspiratif dan inovatif dalam bidang iptek dan sains," kata Sultan.
Grand opening Taman Pintar dihadiri perwakilan dari mantan-mantan presiden, yakni Guruh Soekarnoputra (putra Soekarno), Ibu Soehardjo (kerabat dari keluarga almarhum Soeharto), Watik Pratikno (kerabat dari keluarga BJ Habibie), Yenny Wahid (puteri Gus Dur), dan Puan Maharani (puteri Megawati Soekarnoputri).
Sebelum grand opening, Taman Pintar yang dibangun sejak 2003 ini, sudah dua kali soft opening. Yang pertama 20 Mei 2006 dengan membuka area pendidikan anak usia dini (PAUD) dan playground. Yang kedua, pada 9 Juni 2007 dengan membuka gedung oval.
Gedung kotak berisi zona pengolahan minyak bumi dan zona jembatan sains (memaparkan peraga kimia, bilogi, matematika, dan fisika). Selain itu zona Indonesiaku (diisi antara lain gamelan dan replika Candi Borobudur), zona teknologi modern, serta zona teknologi canggih. Gedung Memorabilia memaparkan pengetahuan sejarah kesultanan, kepresidenan, dan tokoh pendidikan. Di sini bisa melihat tentang pemimpin bangsa, misalnya para mantan presiden.(Lukas Adi Prasetya)
http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/16/21044836/taman.pintar.yogyakarta.pemikiran.cerdas.memajukan.pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar