Wahana Silaturahmi, curhat, belajar, tukar informasi, lowongan pekerjaan, peluang bisnis, dll
Sabtu, 17 April 2010
Tirta Sangga Jaya, Mengelola Air Sembari Berbisnis
KANAL Tirta Sangga Jaya (TSJ) bilamana terwujud jadi kenyataan, akan punya multi-manfaat. TSJ menjadi sarana pengelolaan air yang bisa dikembangkan menuju bisnis air baku, transportasi air dan jalan, pembangkit listrik tenaga air serta pariwisata.
Mimpi Syaykh AS Panji Gumilang untuk Jakarta itu, bisa menjadi proyek monumental yang masuk akal dengan menata aliran air dari Sungai Cisadane, Ciliwung, Bekasi dan Citarum serta sejumlah sungai kecil yang menyerbu Ibukota Negara. Syaykh prihatin atas nasib Ibukota Negara dan masyarakat Jabodetabek yang mengalami kesulitan lantaran terjangan air bah di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau.
Padahal dengan tatakelola air yang diimpikannya lewat pembangunan kanal huruf U, selain memanfaatkan air dengan semestinya, juga menawarkan berbagai bisnis yang menggiurkan. Atau, “sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.”
Label:
Perencenaan Kota
Jumat, 16 April 2010
Peneliti: Air Embun Mampu Atasi Gangguan Sirkulasi Darah
Jakarta (ANTARA News) - Air minum embun dalam botol (purence dew drinking water) yang dihasilkan dari kelembaban udara dengan teknologi syatemized dew process (SDP) akan mampu mengatasi gangguan sirkulasi darah, kata peneliti dari Badan Litbangkes Kemenkes.
Dalam Seminar Upaya Preventif dan promotif tentang mengatasi gangguan sirkulasi darah di Jakarta, Rabu, Dra Lucie Widowati, Apt, MS dari Badan Litbangkes itu mengatakan, air minum embun Purence merupakan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi sehingga dapat terditribusi dengen lebih efisien dan efektif untuk membuang racun dari dalam tubuh.
Label:
Air
Rabu, 14 April 2010
Hidrologi Gambut Harus Dipulihkan
Rabu, 14 April 2010 | 04:39 WIB
Jakarta, Kompas - Restorasi hidrologi lahan gambut lokasi megaproyek lahan 1 juta hektar di Provinsi Kalimantan Tengah jadi kunci keberhasilan pemenuhan target penurunan emisi karbon 26 persen 2020.
Jika kanal eks proyek lahan gambut dibendung dan lahan gambut tetap basah selama 2010-2020, emisi karbon Indonesia akan berkurang sekitar 250 juta ton. Hal itu disampaikan Direktur Wetland International Indonesia Nyoman Suryadiputra selaku pembicara dalam seminar Post Copenhagen expectation, How to Meet Indonesia’s Commitment di Jakarta, Selasa (13/4). Reboisasi, menurut dia, butuh waktu sebelum pohon bisa menyerap karbon.
Megaproyek di Provinsi Kalimantan Tengah ialah proyek gagal pembuatan sawah pada lahan gambut seluas 1,457 juta hektar di akhir masa pemerintahan Soeharto. Hanya sekitar 300.000 hektar lahan bisa ditanami.
Proyek itu menghancurkan lingkungan dan meningkatkan risiko bencana kebakaran lahan gambut. Tanpa terbakar, lahan gambut telah melepas emisi karbon dalam jumlah besar. Jumlah itu semakin berlipat jika lahan gambut terbakar. Pelepasan karbon dari lahan gambut menambah tebal gas rumah kaca yang meningkatkan temperatur bumi.
Jakarta, Kompas
Jika kanal eks proyek lahan gambut dibendung dan lahan gambut tetap basah selama 2010-2020, emisi karbon Indonesia akan berkurang sekitar 250 juta ton. Hal itu disampaikan Direktur Wetland International Indonesia Nyoman Suryadiputra selaku pembicara dalam seminar Post Copenhagen expectation, How to Meet Indonesia’s Commitment di Jakarta, Selasa (13/4). Reboisasi, menurut dia, butuh waktu sebelum pohon bisa menyerap karbon.
Megaproyek di Provinsi Kalimantan Tengah ialah proyek gagal pembuatan sawah pada lahan gambut seluas 1,457 juta hektar di akhir masa pemerintahan Soeharto. Hanya sekitar 300.000 hektar lahan bisa ditanami.
Proyek itu menghancurkan lingkungan dan meningkatkan risiko bencana kebakaran lahan gambut. Tanpa terbakar, lahan gambut telah melepas emisi karbon dalam jumlah besar. Jumlah itu semakin berlipat jika lahan gambut terbakar. Pelepasan karbon dari lahan gambut menambah tebal gas rumah kaca yang meningkatkan temperatur bumi.
Label:
Pemanasan Global
Selasa, 13 April 2010
Membangun "Eco City" di Indonesia, Masih Mungkinkah?
KOMPAS.com — Ada yang masih mengingat, bagaimana wajah Jakarta pada tahun 1980-an? Melihat foto-foto gambaran Jakarta pada tahun-tahun itu, kota tersebut begitu indah. Kini? Jakarta semakin padat, dengan polusi udara yang juga memprihatinkan. Mungkinkah Jakarta dibuat menjadi eco city? Bagaimana dengan kota-kota lainnya?
Eco city merupakan konsep kota yang hijau, sehat, dan bersahabat dengan lingkungan. Konsep ini menekankan adanya ketergantungan fisik dari masyarakat pada kondisi lingkungan.
Label:
Pemanasan Global
Izin Lingkungan Bukan Ancaman
Selasa, 13 April 2010 | 04:15 WIB
Jakarta, Kompas - Kementerian Lingkungan Hidup sedang menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Izin Lingkungan seperti diamanatkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Izin lingkungan sebagai syarat pemberian izin usaha/kegiatan bukan ancaman bagi bisnis serta investasi, sebaliknya justru menjamin kepastian hukum di bidang lingkungan hidup.
Deputi I Menteri Lingkungan Hidup Bidang Tata Lingkungan Hermien Roosita mengakui, penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) sempat dipertanyakan. ”Yang mempertanyakan mulai dari instansi pemerintah pemberi izin lainnya sampai kalangan usaha. Mereka takut izin lingkungan memperumit proses perizinan,” kata Hermien di Jakarta, Senin (12/4).
Hermien menyatakan, ”Izin itu justru memberikan kepastian hukum bagi pengusaha bahwa sejak awal mereka telah memenuhi semua ketentuan di bidang lingkungan hidup,” katanya.
Izin lingkungan yang termuat dalam UU No 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menggabungkan proses pengurusan keputusan kelayakan lingkungan hidup, izin pembuangan limbah cair, dan izin limbah bahan beracun berbahaya (B3).
Jakarta, Kompas -
Deputi I Menteri Lingkungan Hidup Bidang Tata Lingkungan Hermien Roosita mengakui, penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) sempat dipertanyakan. ”Yang mempertanyakan mulai dari instansi pemerintah pemberi izin lainnya sampai kalangan usaha. Mereka takut izin lingkungan memperumit proses perizinan,” kata Hermien di Jakarta, Senin (12/4).
Hermien menyatakan, ”Izin itu justru memberikan kepastian hukum bagi pengusaha bahwa sejak awal mereka telah memenuhi semua ketentuan di bidang lingkungan hidup,” katanya.
Izin lingkungan yang termuat dalam UU No 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menggabungkan proses pengurusan keputusan kelayakan lingkungan hidup, izin pembuangan limbah cair, dan izin limbah bahan beracun berbahaya (B3).
Label:
Hukum Lingkungan
600 Tahun Silam, Ulama Mendaur Ulang Jelaga untuk Tinta
BOGOR, KOMPAS.com — Sebanyak 250 ulama dari 14 negara menghadiri Konferensi Internasional I Aksi Umat Islam untuk Perubahan Iklim di Kota Bogor, Jumat (9/4/2010) hingga Sabtu (10/4/2010).
Mereka memantapkan akar-akar teologis soal kepedulian Islam terhadap lingkungan hidup. Mahmoud Akef, pendiri Earth Mate Dialog Center yang berbasis di London, Inggris, mengatakan, masalah lingkungan hidup banyak dibahas dalam Al Quran. Begitu juga dalam keseharian Nabi Muhammad, beliau banyak berbicara tentang perlunya menjaga lingkungan.
Ia mencontohkan tindakan para ulama 600 tahun silam di Masjid Solaimania di Istambul, Turki. Pada saat itu, prinsip mendaur ulang pun sudah dikenal. Mereka, yang saat itu menggunakan penerangan dari minyak/lilin, menangkap asap hitamnya sehingga tidak mengotori udara. "Jelaga yang terkumpul didaur ulang menjadi tinta," katanya.
Emil Salim, anggota Dewan Penasehat Presiden RI, seusai menjadi salah satu pembicara di konferensi tersebut, bercerita mengenai penyebab merosotnya peradaban Islam.
Label:
Pemanasan Global
Senin, 05 April 2010
Obat-obatan Juga Sumber Polusi
Senin, 29 Maret 2010 | 10:48 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Toilet atau kamar mandi ternyata merupakan sumber polusi. Di tempat ini terdapat beragam polutan berasal dari kandungan farmasi aktif, seperti obat, hormon, atau antibiotik, yang dikeluarkan lewat urine atau feses. Bukan cuma itu, banyak orang juga terbiasa membuang obat ke dalam toilet.
Kandungan obat farmasi aktif atau active pharmaceutical ingridient (API) menurut para peneliti terkadang bisa lolos dari proses pembersihan dan larut sampai ke tanah, sungai, danau, bahkan laut. Beberapa jenis API juga diketahui terbawa hingga ke air minum.
Label:
Pengolahan Limbah
Bakteri Anaerob Serba Guna
Jumat, 26 Maret 2010 | 09:37 WIB
Nawa Tunggal
KOMPAS.com — Masyarakat urban tidak jarang menjumpai persoalan kloset mampet. Penghuni apartemen menemui saluran pencuci piring tersumbat sisa-sisa makanan. Aroma tak sedap pun sering merebak dari saluran air kotor permukiman.
Jika penyebabnya adalah bahan-bahan organik, bakteri-bakteri pengurai bisa memperbaiki keadaan tersebut. Bakteri-bakteri pengurai dipilih dari jenis bakteri anaerob.
Bakteri anaerob merupakan jenis bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Bakteri anaerob tumbuh tanpa terkontaminasi udara bebas. Salah satunya tumbuh di dalam kotoran hewan yang masih berada di dalam perut.
Ada dua cara untuk memperolehnya. Cara pertama, mengambil bakteri anaerob dari kotoran di dalam perut hewan yang disembelih. Cara kedua, mengambil kotoran dari dalam perut hewan ternak yang dipertahankan tetap hidup. Cara ini menggunakan teknologi medis dengan operasi fistula.
Label:
Pengolahan Limbah
Langganan:
Postingan (Atom)