Minggu, 17 Januari 2010

Limbah Minyak Setebal 30 Cm Selimuti Pantai Tanjung Bemban Batam


Kamis, 14 Januari 2010 | 10:52 WIB
TEMPO Interaktif, Batam - Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Batam melakukan cek fisik limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) jenis sludge oil pagi ini, Kamis (14/1).
"Pagi ini akan diambil contoh limbah B3 itu," kata Kepala Bapedalda Kota Batam, Ir Dendi Purnomo kepada Tempo, Kamis (14/1).

Limbah itu mulanya diketahui oleh para nelayan Tanjung Bemban, Kecamatan Nongsa, Kota Batam yang kemudian dilaporkan ke Bapedalda. "Kami sudah melihat limbah tersebut," ujar Dendi. Pihaknya akan mengerahkan warga setempat guna mencegah jangan sampai limbah berupa minyak mentah (Sludge oil) itu melebar ke bibir pantai lainnya.


Dendi memastikan limbah bahan berbahaya dan beracun itu berasal kapal tanker minyak yang dibersihkan di perairan Singapura. Karena bulan Januari merupakan arah angin utara, maka minyak mengalir hingga ke Batam. Dendi khawatir bila tidak dicegah, akan merusak pesisir pantai di Nongsa dan pinggir pantai Belakang Padang. Sebab daerah Belakang Padang merupakan daerah paling dekat dengan Singapura, dan menjadi kawasan penyangga di Batam. "Pasti oli merusak alat tangkap ikan nelayan di sana," ujarnya.

Seorang warga di Tanjung Bemban, Muchlis Lubis kepada Tempo mengatakan, ketebalan minyak yang berada di pantai saat ini 30 sentimeter. Muchlis yakin sebelum limbah itu menutupi pantai di Tanjung Bemban, ada minyak mentah yang telah tenggelam ke dasar laut. Dipastikan pula telah menimbun terumbu karang. "Yang tiba di pantai aja tebal, bang!" kata Muchsin sambil memegang karung plastik. Karung itu akan digunakan untuk tempat minyak mentah itu.

Peristiwa mengalirnya limbah minyak ini telah terjadi berulang-ulang. Oleh sebab itu pihak pemerintah akan kordinasi antar institusi guna mencegah terjadinya peristiwa serupa. Menurut Dendi limbah ini merugikan para nelayan setempat. Bila dibiarkan, maka akan merusak biota laut secara serius. Tidak hanya terumbu karang yang punah, tapi juga hutan mangrove tidak lagi menjadi tempat ikan berkembang biak. Ia menyebutkan, pihak Singapura selalu melalukan pembersihan tanker di bulan-bulan yang angin berhembus ke utara. "Ini peristiwa sistemik," kata Dendi menirukan Sri Mulyani soal Bank Century.

Anggota Dewan Kota Batam Bidang Lingkungan, Yunus Muda kepada Tempo mengaku belum mengetahui persis adanya limbah B3 asal Singapura itu. "Kami akan cek dulu ke lapangan, lalu akan panggil Bapedalda," kata Yunus Muda kepada Tempo di Lobi Gedung Dewan Batam.

RUMBADI DALLE
http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/01/14/brk,20100114-219105,id.html

Foto diambil dari Jawa Pos
http://www.jawapos.co.id/imgall/12/imgori/39755large.jpg

Tidak ada komentar: