Rabu, 05 Mei 2010

Cuaca Panas Karena Matahari Bergeser


Jakarta (ANTARA News) - Cuaca panas yang terasa mulai Maret hingga memuncak pada Mei ini di sejumlah daerah di Indonesia disebabkan oleh bergesernya posisi matahari dari selatan ke utara, kata pakar astronomi.

"Pola pemanasan berubah. Wilayah paling panas ada di sekitar khatulistiwa, di Indonesia. Angin cenderung berputar di sekitar wiliayah Indonesia. Tidak ada efek pendinginan dari wilayah lain," kata pakar astronimi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin yang dikonfirmasi dari Jakarta, Senin.

Dampak dari kondisi itu lah yang menyebabkan meningkatnya suhu udah di sejumlah wilayah di Indonesia belakangan ini.

Ancaman dari Antariksa


YUNI IKAWATI
KOMPAS.com — Meteor yang sampai ke Bumi dalam ukuran cukup besar merupakan kejadian langka, tetapi kemungkinan meteorit mengenai permukiman akan meningkat seiring memadatnya penduduk. Ancaman lain dari antariksa muncul dengan bertambahnya jumlah sampah antariksa berupa rongsokan satelit.

Meteorit yang menimpa rumah seperti yang terjadi pada Kamis (29/4/2010) di permukiman padat di Kelurahan Malakasari, Duren Sawit, Jakarta Timur, menurut catatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), merupakan yang pertama kali terjadi di Indonesia.

Suhu Udara Siang Mencapai 34 Derajat Celsius

Sebaran lubang tambang batu bara terlihat jelas dari udara saat terbang melintasi Kota Balikpapan-Kabupaten Kutai Kartanegara-Samarinda-Kabupaten Kutai Timur-Kabupaten Berau, Senin (3/5). Lubang-lubang tambang di Kalimantan Timur itu terlihat ada yang masih aktif dikerjakan dan ada juga yang telah ditinggalkan sehingga berbentuk seperti danau besar. Seharusnya lubang yang ditinggalkan ditutup kembali dengan mereklamasi dan revegetasi sesuai kewajiban kontraknya.
 

Rabu, 5 Mei 2010 | 03:59 WIB
Jambi, Kompas - Potensi munculnya titik-titik api kian meningkat di Provinsi Jambi pada masa transisi menuju kemarau tahun ini. Sejumlah titik api di wilayah itu juga mulai terpantau satelit NOAA. Kondisi ini dipicu suhu udara pada siang hari mencapai 34 derajat celsius.
Supervisor Prakiraan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi Kurnianingsih, Selasa (4/5), mengatakan, potensi tumbuhnya titik-titik api didorong oleh faktor suhu yang tinggi dalam sebulan terakhir. Pada siang hari, suhu bisa mencapai 34 derajat celsius, atau di atas kondisi normal yang mencapai hingga 32 derajat celsius. Tingginya suhu pada siang hari akan meningkatkan pembentukan awan- awan konvektif. Hal itu memunculkan angin kencang disertai hujan pada sore hingga malam hari.

Melestarikan Sungai Bersama Ciblon


Rabu, 5 Mei 2010 | 03:01 WIB


Mawar Kusuma W
Sabtu (1/5) sore, ratusan orang serentak berkerumun di ruas Sungai Gajahwong, Yogyakarta. Puluhan warga nyemplung ke sungai yang keruh. Tangan mereka menepuk-nepuk air hingga tercipta bunyi plung-plak-plung-blung, yang biasa mereka sebut musik ciblon.
Ciblon kini telah bermetamorfosis menjadi semacam indikator kerusakan lingkungan. Kaum bapak dan ibu bersorak keras sebelum melantunkan tembang Jawa dengan iringan musik ciblon. Beberapa tembang Jawa, seperti ”Suwe Ora Jamu”, diganti liriknya menjadi ”suwe ora ciblon amergo banyune mambu” (lama tidak ciblon karena airnya bau). Anak-anak pun berlarian nyemplung ke sungai.
Warga bantaran Sungai Gajahwong di Kampung Darakan Barat, Kotagede, DI Yogyakarta (DIY), kembali menghidupkan musik ciblon yang sempat hilang karena makin buruknya kualitas air sungai. Sejak lima tahun terakhir, Sungai Gajahwong dilirik kembali untuk ciblon setelah pembersihan sungai digiatkan.
Sarwanto (45) segera memijat-mijat lengannya yang terasa pegal setelah bermain musik ciblon selama hampir setengah jam. Meski sekujur tubuhnya basah kuyup, tawanya tetap berderai. Sambil menggaruk beberapa bagian tubuhnya yang terasa gatal, Sarwanto berujar, ”Jadi terkenang masa kecil.”