Minggu, 29 Juni 2008

Inovasi Bukan Menjadi Seperti

Selasa, 17/06/2008 10:06
Inovasi Bukan Menjadi Seperti
Datang dua orang bertemu dengan kami, menawarkan sebuah konsep produk. Berkali-kali mereka menyampaikan bahwa ini inovasi baru, belum pernah ada di Indonesia. Dia yakin bahwa "barangnya" akan laris dan akan menggoyang pasar.

Dari cara menyajikan presentasinya, mengagumkan. Intonasinya terjaga. Bahasa tubuhnya bermakna. Bahasa asingnya fasih. Inovasi ini-- begitu mereka menyebut-- sudah dilakukan pengujian dengan masak, dan sempurna.

Setelah presentasi sang tamu tersebut, seluruh tim akuisisi produk kami menyatakan tertarik. Barangnya menarik dan bagus, begitulah penilaian buat sang "penjual ide" tersebut. Namun seorang diantara kami meminta agar keputusan akuisisi produk tidak dilakukan saat itu juga tapi ditunda.

Akhirnya, produk XYZ tersebut sepakat menjadi kandidat kuat untuk diakuisisi. Untuk itu, diperlukan presentasi lanjutan sebagai bagian dari rekonfirmasi atas penawarannya. Dan, ditentukanlah hari H untuk presentasi lanjutan.Dalam proses presentasi kedua yang dimaksudkan untuk rekonfirmasi tersebut, dari banyak yang kami tanyakan, hampir selalu jawabannya begini: "ini seperti barang itu loh, yang di AS, di Euro, dan lain-lain".

Rupanya di sini kami menjadi berpikir ulang. Sang inovator di sini tak lain hanya karena tahu produk lebih dulu saja tapi tidak ada sesuatu yang baru yang beda dari produk yang ada. Karena itu dalam presentasinya, mereka dengan terpaksa menunjukkan bahwa produknya sudah ada di tempat lain, dan dia menginovasinya untuk kawasan yang lebih sempit. Di era komunikasi yang sudah modern, dimana kejadian atau produk di daerah terpencil sekalipun dengan mudah tereksploitasi mendunia. Maka hati-hati menyatakan diri sebagai inovator. Sebab, klaim yang keblinger bisa bikin blunder. Inovasi yang disampaikan, bisa jadi bukan apa-apa kecuali penyesuaian. Atau bisa jadi merupakan "cut and paste" besar-besaran. Sebab, inovasi mestinya bukan sekadar membuat barang menjadi seperti yang telah ada.

Timbul perdebatan, bahwa tidak ada inovasi yang orosinal. Mestinya ada, misalnya George Graham Bell yang menemukan telepon atau Thomas Alfa Edison penemu lampu listrik (pijar). Mungkin bisa saja ditolak pendapat ini, karena itu masa lampau. Namun faktanya selalu ada saja penemuan baru yang tidak ada sebelumnya. Misalnya bagaimana i-Pod yang pertama begitu inspiratif dan inovatif dimana orang bisa menyalakan MP3 dan memilih lagu tanpa menekan tombol hanya menggeser-gesernya. Dan dengan mudah memilih lagu lain sampai pada kedalaman struktur tree yang simple.

Di dunia online, misalnya, untuk menyatakan inovator apalagi inventor juga mesti hati-hati. Google misalnya, bisa jadi bukan inovator search engine karena sebelumnya sudah ada Yahoo ataupun AltaVista. Tapi begitu Google mengeluarkan map dan GoogleEarth, banyak mata terbelalak menyaksikan -- sekaligus merasakan -- barang baru yang belum ada sebelumnya. Lalu, kita berebut menandai beberapa "landmark" kita mulai dari tempat tinggal, tempat kerja, nongkrong, dan sebagainya.

Jadi, kalau kita baru bisa membuat bakso isi telor burung onta misalnya, sebenarnya lebih pas disebut memperkaya produk ketimbang sebagai sebuah inovatif. Dan, kalau misalnya kita bisa membuat software/aplikasi/konten baru ternyata tak lain seperti SAP, Oracle, YouTube, FaceBook misalnya, itu berarti kita tak lain masih dalam taraf "menjadi seperti" mereka. Kita belum setara.

Kalau masih sama dengan temuan/karya orang lain, jangan-jangan sebenarnya kita sekadar mengaguminya belaka namun tak mau terang-terangan mengakui sebagai pengagumnya. Mungkin dalam dunia seni lebih jujur. Tak ragu misalnya, para komponis mengakui bahwa lagu ciptaannya seperti lagunya Beatles, Coldplay, Rolling Stone, Deep Purple, dan lain-lain. Jadi mengagumi lalu menciptakan sendiri yang masih seperti, itu memang kreasi, tapi belum cukup sebagai inovasi. (Sapto Anggoro)
Source

1 komentar:

dead-die mengatakan...

ibarat pepatah : tong kosong berbunyi nyaring, kelihatannya badan tegap, besar tapi nggak punya tulang alias tulangnya besar tapi keropos,....